Ekonomi digital semakin marak, ini terbukti dengan banyaknya platform digital yang bermunculan saat ini. Hadirnya platform digital menjadi daya tarik setiap penggunanya serta memudahkan pelanggan dalam menggunakan jasa yang ditawarkan. Akupun salah satu pengguna beberapa platform digital, seperti Ojek Online (Go-Jek dan Grab), E-commerce (Tokopedia, Lazada dan Bukalapak) serta Keuangan/ Fintech (Gopay, OVO, DANA) dan sering memanfaatkan diskon serta promo yang ada.
Untuk platform fintech, sekarang ini difasilitasi dengan adanya QRIS (Quick Response Indonesia Standard). Membuat semua transaksi menjadi cepat dan mudah. Seperti membayar belanjaan di supermarket, tagihan telepon, listrik ataupun PAM hanya perlu scan barcode QRIS saja dan transaksi pun berhasil. Untuk pengisian saldo juga sangat mudah, bisa melalui Mbanking, ATM atau minimarket.
Untuk platform fintech, sekarang ini difasilitasi dengan adanya QRIS (Quick Response Indonesia Standard). Membuat semua transaksi menjadi cepat dan mudah. Seperti membayar belanjaan di supermarket, tagihan telepon, listrik ataupun PAM hanya perlu scan barcode QRIS saja dan transaksi pun berhasil. Untuk pengisian saldo juga sangat mudah, bisa melalui Mbanking, ATM atau minimarket.
"Digital Transformation For Indonesian Economy" |
Rabu, 11 Maret 2020 aku berkesempatan hadir dalam acara diskusi "Digital Transformation For Indonesian Economy" di Hotel Kempinski - Jakarta Pusat. Acara yang diselenggarakan oleh Tempo ini bertema Finding The News Business Media Models. Diawali sambutan dari Direktur Utama Tempo Media Group Toriq Hadad yang mengatakan bahwa, "Transformasi digital sangat penting dibahas karena saat ini semua sudah serba digital. Kami yang bergelut pada bisnis konvensional, tiba-tiba harus mengubah model bisnis menjadi digital. Perubahan tak hanya platform dari cetak ke digital saja tetapi juga dari mindset."
Baca juga : Inovasi LDII Mengembangkan Mobil Listrik
Bank Indonesia menerapkan Bank Sentral 4.0 dan merilis report Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025). Sebagai salah satu strategi dan dukungan penuh terhadap upaya membangun ekosistem yang sehat.
Sebagai pemandu perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia. Pada Blueprint yang disusun, terdapat lima visi utama SPI 2025. Visi tersebut antara lain :
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang hadir di diskusi ini, mengaku optimis dengan era digitalisasi saat ini meskipun dampak virus corona terus meluas. Namun menurut beliau digitalisasi membawa harapan, "Virus membuat gundah bangsa ini, tetapi kita harus tetap kuat, kreatif dan confident," ujarnya. Beliau menambahkan, "Sekarang ini banyak generasi milenial yang kreatif dan cerdas, dengan maraknya platform digital mereka bisa melakukan apapun hanya dengan klik smartphone saja."
Keuangan digital merupakan masa depan ekonomi Indonesia, peluang bisnis, hingga penyediaan lapangan pekerjaan. Di Indonesia tersebar hampir tiga juta warteg dan ukm yang belum tersentuh digital. Salah satu peluang untuk digitalisasi keuangan yang bisa disasar adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari sekian banyak UMKM itu masih belum tergarap.
UMKM di Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan menjadi incaran seluruh dunia. Diantaranya adalah sektor pariwisata, perdagangan, pertanian dan perikanan yang harus dikembangkan di sektor keuangannya. Apalagi sekarang ini 55% populasi di Indonesia diisi oleh kaum milenial. Mereka mempunyai pemikiran yang sangat kreatif, pastinya semua kegiatannya mereka menggunakan digital.
Acara ini pun turut menghadirkan Panelis,
Sebagai pemandu perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia. Pada Blueprint yang disusun, terdapat lima visi utama SPI 2025. Visi tersebut antara lain :
- Mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan serta mendukung inklusi keuangan
- Mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi keuangan digital melalui open banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan
- Menjamin interlink antara fintek dengan perbankan untuk menghindari risiko shadow banking melalui pengaturan teknologi digital seperti application programming interface, kerjasama bisnis maupun kepemilikan perusahaan.
- Menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat
- Menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi keuangan digital antar negara melalui kewajiban pemrosesan semua transaksi domestik didalam negeri dan kerjasama penyelenggara asing dengan domestik, dengan memperhatikan prinsip resiprokalitas
Baca juga : POS Mobile Solusi Baru, Bayar tanpa Antri
Keuangan digital merupakan masa depan ekonomi Indonesia, peluang bisnis, hingga penyediaan lapangan pekerjaan. Di Indonesia tersebar hampir tiga juta warteg dan ukm yang belum tersentuh digital. Salah satu peluang untuk digitalisasi keuangan yang bisa disasar adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari sekian banyak UMKM itu masih belum tergarap.
UMKM di Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan menjadi incaran seluruh dunia. Diantaranya adalah sektor pariwisata, perdagangan, pertanian dan perikanan yang harus dikembangkan di sektor keuangannya. Apalagi sekarang ini 55% populasi di Indonesia diisi oleh kaum milenial. Mereka mempunyai pemikiran yang sangat kreatif, pastinya semua kegiatannya mereka menggunakan digital.
Para Panelis ; Karaniya Dharmasaputra (kanan), Indra Utoyo (kedua kanan), Firlianingsih Hendarta (kedua kiri) dan Tomi Aryanto (kiri) |
Acara ini pun turut menghadirkan Panelis,
- Firlianingsih Hendarta (Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia)
- Karaniya Dharmasaputra (Presiden Direktur OVO)
- Indra Utoyo (Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI)
- Alex Rusli (CEO DigiAsia)
- Mardani Maming (Ketua Umum HIPMI)
- Yansen Kamto (Founding Partner Kinesys)
Yang di moderatori oleh Tomi Aryanto (Direktur Info Media Digital TEMPO.CO)
Dalam acara diskusi ini pun PT. Info Media Digital (IMD), sebagai anak usaha Tempo bekerjasama dengan Jimmy Muhamad Rifai Gani selaku CEO ORBITIN Indonesia meluncurkan platform ORBITIN untuk memperluas cakupan bisnis digital ke pengembangan usaha kecil dengan membangun perusahaan rintisan (star up) ORBITIN. Platform ORBITIN ini dibuat khusus untuk mempromosikan dan mengembangkan usaha-usaha kecil atau UMKM di Indonesia. Dengan diluncurkannya platform ORBITIN ini, diharapkan dapat membantu para UMKM agar bisa sukses dan menghasilkan keuntungan untuk kesejahteraan mereka.
- Leha Barqa -
Platform seperti ini sangat membantu UMKM untuk mengembangkan usaha lebih cepat ya. Secara era digital semua harus serba cepat dan konsep jemput bola bisa diterapkan dengan cara ini.
ReplyDeleteDigitalisasi saat ini jadi makin memudahkan UMKM untuk melebarkan bisnisnya, karena sistem pembayaran yang sudah semakin simple dan sudah banyak juga produk UMKM yang disukai masyarakat
ReplyDeleteSetuju!
ReplyDeleteSekarang memang serba digital.
Jadi dalam dunis bisnis, suka tidak suka, mau tak mau harus mengikuti perubahan, kalau tidak ingin ketinggalan kereta.
Aku gaptek bgt nih, banyak istilah baru yg blm familiar sama saya hehe
ReplyDeleteMaklumlah blanja di mbok sayur.. masih cash2 aja hihi
Tp harus milenial sih ya
Blajar update hehe
Tq
ransformasi ekonomi digital membuat pembatasan Corona ini agak ringan, Mbak. Bayangkan kalau masih belum ada revolusi 4.0. Belum ada transformasi ekonomi digital....
ReplyDeleteBisa kolabs.
Wah, banyak sekali ilmu bertebaran di diskusi ini.... keren!
ReplyDeleteSemakin banyak yang aware UMKM ya? Semakin yakin fondasi ekonomi Kita akan membaik, termasuk dengan adanya ORBITIN
ReplyDeleteKelemahan UMKM kan pencatatan dan transparansi, dengan ORBITIN, kelemahan UMKM akan diperbaiki
Acarannya keren, semoga dengan adanya platform ORBITIN akan membantu lebih banyak UMKM untuk makin sukses ya mempromosikan produknya.
ReplyDeleteAda yang bilang bisnis online sekarang ini lebih asyik dan menguntungkan. Nggak perlu punya bangunan toko, yang tentunya ada biaya bangun juga.
ReplyDeleteTransfirmasi ekonomi digital harus diimbangi dengan sdm supaya pelaku umkm bisa mengimbanginya
ReplyDeleteSepertinya untuk urusan online, apa saja bisa dijual ya mbak, termasuk produk UMKM . Dengan hadirnya platform ORBiTin semoga semakin banyak UMKM yang terbantu untuk memasarkan produknya
ReplyDeleteSerba digital memang praktis ya, tinggal gesek udah. Sekarang pun musim Corona begini banyak orang mengurangi uang cash dan beralih ke cashless. Nah, dengan program ini semoga penggunaan uang digital bisa merata hingga kelompok usaha kecil, bahkan tukang sayur di ujung gang. Hihi..
ReplyDeletekalau mau maju harus melek teknologi begitu juga dengan UMKM, dengan hadirnya platform orbitin semoga semakin banyak UMKM yang terbantu
ReplyDeleteUMKM juga harus melek teknologi, Dengan hadirnya platform ORBiTin semoga semakin banyak UMKM yang terbantu untuk memasarkan produknya
ReplyDeletejaman digital sekarang semuanya jadi serba digital, jadi untuk UMKM mau tidak mau harus melek digital, supaya tahu perkembangan teknologi dan lebih mengembangkan bisnisnya. semoga saja dengan adanya program ini UMKM makin banyak yg sukses.
ReplyDeleteWah mantap. makasih info atas eventnya. Salam.
ReplyDelete