Agar Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Serviks, Yuk Deteksi Dini dan Segera Vaksinasi HPV
Rasanya kaget sekaligus khawatir, setelah melihat konten dokter obgyn di pedalaman Papua yang aktif berbagi konten tentang kesehatan seksual. Salah satu kontennya mengenai seorang pasien usia 17 tahun hamil dengan penyakit kondiloma akuminata yang ternyata sudah pacaran sejak SD.
Kampanye Tenang Untuk Menang |
Kondiloma akuminata atau kutil kelamin merupakan gerbang awal kanker serviks atau kanker leher rahim, apabila tidak diobati maka akan berubah menjadi kanker serviks. Kanker serviks yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) ini, menjadi salah satu penyakit yang merenggut banyak nyawa di seluruh dunia.
Baca juga : Kenali Lebih Dini Kanker Leher Rahim
Di Indonesia sendiri, kanker serviks berada diperingkat kedua kanker terbanyak. Kanker paling berisiko bagi perempuan dengan 36.964 kasus baru dengan tingkat mortalitas mencapai 20ribu kematian pada tahun 2022 dan ini menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia.
Kampanye Tenang Untuk Menang |
Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini, pada tahun 2023 lalu Presiden Joko Widodo mendeklarasikan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (tahun 2023-2030), yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.
Kampanye Tenang untuk Menang
Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan sebagai wujud nyata dukungan terhadap RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (tahun 2023-2030), MSD Indonesia (Merck Sharp & Dohme) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Bio Farma menggagas kampanye "Tenang untuk Menang" dengan mengangkat tema "Dukung Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim."
(ki-ka) Minhajul Ngabidin, S.Pd, M.Si selaku Widyaprada Ahli Utama Direktorat SD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; George Stylianou; Emanuel Melkiades Laka Lena; dr. Yudhi Pramono, MARS; dr. Prima Yosephine, MKM, selaku Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan; Dr. Santi Yanti Kalangi, S. Th, M.Pd.K selaku Kepala Sub Direktorat Pendidikan Menengah Kementerian Agama; Shadiq Akasya; dan Dr. TB. Chaerul Dwi Sapta, Sh., M.Ap, selaku Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Ditjen Bina Pembangunan Kementerian Dalam Negeri |
Peluncuran kampanye ini diselenggarakan pada hari Selasa, 13 Agustus 2024 bertempat di The Ballroom at Djakarta Theater. Dihadiri oleh Pimpinan Komisi IX DPR, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta Kementerian Agama.
Pada pelaksanaannya RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim mengusung empat pilar penting, dengan Pilar 1 berupa pemberian layanan berisi kegiatan vaksinasi, skrining dan tata laksana. Sebagai bagian dari pilar 1, Kemenkes menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara termasuk yang tidak bersekolah menerima vaksin HPV lengkap secara gratis melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Baca juga : Mendukung Hari Kanker
Hingga saat ini cakupan imunisasi HPV telah mencapai 90 persen untuk dosis pertama, dan 95 persen untuk dosis kedua yang menunjukkan imunisasi HPV ini diterima secara luas. Namun, sejumlah besar kota masih memiliki cakupan yang rendah dan belum mencapai target. Diperlukan upaya berkelanjutan dan peran aktif dari berbagai pemangku kepentingan dalam upaya membangun kesadaran di masyarakat terkait urgensi imunisasi HPV, guna mencapai cakupan yang lebih tinggi serta merata pada BIAS tahun ini yang dilaksanakan pada bulan Agustus.
Nah, kampanye edukasi kesehatan ‘Tenang untuk Menang’ ini menjadi salah satu upaya kolaboratif, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi HPV untuk mencegah penyebaran kanker leher rahim di Indonesia, serta dampaknya bagi peningkatan kualitas kesehatan generasi bangsa.
George Stylianou, selaku Managing Director MSD Indonesia |
Komitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah Indonesia mengeliminasi kanker leher rahim juga disampaikan Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou. Begitu juga dengan Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya yang akan terus berkomitmen untuk menyediakan vaksin yang diperlukan oleh program pemerintah maupun untuk kebutuhan masyarakat luas.
Shadiq Akasya, selaku Direktur Utama Bio Farma |
Baca juga : Waspada Hipertensi
dr. Yudhi Pramono, MARS, selaku Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan |
Dalam sambutan Menteri Kesehatan RI yang diwakili oleh Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, dr. Yudhi Pramono, MARS menyampaikan, ucapan terima kasih kepada MSD Indonesia yang telah membantu program eliminasi kanker leher rahim ini dan seluruh mitra dan kementerian serta lembaga yang telah mendukung program ini.
Emanuel Melkiades Laka Lena, selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI |
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena juga menyampaikan dukungannya terhadap RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim, ini langkah strategis yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Bukti nyata komitmen untuk menyelamatkan perempuan Indonesia dari ancaman kanker leher rahim yang mematikan. Beliau sangat mengapresiasi langkah Bio Farma dan dukungan MSD Indonesia dalam memproduksi imunisasi HPV dalam negeri.
Tentang Human Papilloma Virus
Lebih dari 95 persen kasus kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Tak hanya menjadi penyebab kanker leher rahim, HPV juga menjadi penyebab beberapa jenis kanker lainnya termasuk kanker anus, kanker vulva, kutil kelamin dan kanker vagina.
Pria dan wanita berisiko terinfeksi HPV, 8 dari 10 pria dan wanita diperkirakan akan terinfeksi HPV semasa hidupnya. Perlu waktu puluhan tahun agar infeksi HPV dapat berkembang menjadi kanker leher rahim. Setiap jam terdapat 2 wanita Indonesia meninggal akibat kanker ini. Imunisasi HPV dapat mencegah lebih dari 90 persen kasus kanker leher rahim yang disebabkan HPV.
Kanker Serviks Satu-satunya Kanker yang Bisa Dicegah
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG, MSc menyampaikan, “Kalau kanker payudara tidak bisa dicegah karena genetik, maka kanker serviks satu-satunya kanker yang bisa dicegah dengan syarat vaksinasi.”
Kanker serviks tidak bisa terjadi secara tiba-tiba. Biasanya diperlukan waktu bertahun-tahun walaupun terkadang dapat terjadi dalam waktu singkat. Jadi ketika seorang perempuan terinfeksi HPV tipe tertentu dan sistem imun tubuh tidak berhasil membunuh virus tersebut maka HPV dapat mengakibatkan sel di daerah serviks menjadi abnormal.
Bila tidak terdeteksi atau diobati secara dini maka sel-sel abnormal ini akan berkembang menjadi pra-kanker dan secara lebih lanjut akan menjadi kanker.
“Sayangnya ketahuan sudah di fase cukup parah di mana menimbulkan gejala seperti sakit saat berhubungan seksual, pendarahan tidak normal setelah berhubungan seksual, keputihan yang tidak normal dan berbau busuk, nyeri saat buang air kecil. Itu tanda-tanda kanker serviks stadium akhir dan tindakannya tidak bisa lagi operasi melainkan kemoterapi dan radiasi. Di fase awal stadium 1, 2, 2a sering kali mis karena tidak pernah skrining,” jelas dokter Ivander.
Beliau menerangkan bahwa sebagian besar penularan HPV terjadi karena hubungan seksual, bisa juga kontak kelamin dengan kelamin, kontak kelamin dengan anus, maupun karena oral seks. Tapi jangan salah bergesekan kulit bisa jadi transmisi penularan HPV. “Karenanya cara terbaik adalah mencegahnya dengan melakukan vaksinasi. Dari penelitian yang ada itu efektivitasnya nyaris 100 persen terproteksi,” tambahnya
Imunisasi HPV sangat mendesak dilakukan, terutama pada remaja sebelum mereka terpapar virus. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi HPV dan mengurangi risiko kanker serviks. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai lembaga kesehatan global sangat merekomendasikan imunisasi HPV sebagai upaya pencegahan kanker serviks. Imunisasi ini tidak hanya melindungi individu dari infeksi HPV, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan masyarakat dengan mengurangi insiden kanker terkait HPV.
Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim
Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi, dr. Ellen Rostaty Sianipar, SpA(K) mengungkapkan, “Kita semua perlu terus mengedukasi diri mengenai faktor risiko kanker serviks dan upaya pencegahannya, termasuk dengan imunisasi HPV. Imunisasi HPV memberikan perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa imunisasi HPV yg diberikan pada usia remaja, sangat efektif karena bisa mengurangi risiko kanker serviks hingga lebih dari 90 persen dan minim efek samping.”
Nah ini saatnya kita ambil bagian, untuk bisa menang melawan penyebaran kanker leher rahim. Bergerak bersama sukseskan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (2023 - 2030). Dorong capaian target 90 persen cakupan imunisasi HPV di Indonesia. Selamatkan jutaan anak perempuan Indonesia dari bahaya infeksi HPV dan ancaman kanker leher rahim dengan mulai dari deteksi dini dan imunisasi.
Yuk Dukung Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim agar menjadi Tenang untuk Menang ❤
- Leha Barqa -
Semoga kita sehat2 terus ya mba, jd tau banyak tentang kanker serviks nh.
ReplyDelete